:: 1 POCONG DAN 2 KUNTILANAK

anu: "Pocongnya mana?"
temennya anu: "tau ya.." (clingak-clinguk)
anu: "emang sekarang jam berapa?"
temennya anu: "baru jam setengah 8" (tetep clingak-clinguk)
anu: "Kok lama ya? aneh banget.."
temennya anu: "itu dia masalahnya.."
(---terdiam sejenak -kira-kira 3 jam kurang dikit..- hehehe)
anunya berbarengan: "Jangan-jangan..." (dengan raut muka penuh ketakutan)
(---teriak kenceng banget)
anu: "baaaannggg... dah abis ya?"
abang yang diteriakin: " he..eh" (ga ngerasa berdosa, dan ga celingukan)
temennya anu: "ya udah deh, kuntilanaknya aja dua.."
abang yang tadi juga: "sekarang?" (sambil ngumpet karena takut dicariin)
"besok aja gimana?.. kuntilanaknya juga dah abis.."
anunya berbarengan: brakkkk!!! (jatuh tertelungkup, dengan posisi saling menindih..)



Itulah akibatnya kalo kita dateng jam setengah 8 malem. Kemungkinan ketemunya cuma 0,0000001 (nol koma sejuta nol) persen. widihhhh, dah kayak tarif telpon.

Tapi ini bener loch.. (silahkan dibaca seperti kalimat "maksud loch...?", dan dengan lidah sedikit menjulur). Saking ramenya ni kafe, sampe2 kita ga akan kebagian tempat duduk (secara, kafenya cuman 3x3 meter, jadi tempat duduknya emang cuma buat 8 orang). Soal rasa?? mmmm.. yummy! Campuran bubur sumsum ditambah potongan pisang kepok+kue moci+sedikit sirup, bener2 menggugah selera. "Ga peduli mo namanya es pocong, yang penting rasanya 'mak nyusssss'". gitu kata temen saya yang bener2 ketagihan sama segernya "pocong".

Nama "pocong" sebenarnya diambil secara ga sengaja. Bang Madun sang penggagas, cuma asal nyeplos aja waktu ngasih nama es pocong, dan sodara yang lain meng'iya'kan. Karena namanya unik, banyak orang yang penasaran dengan hidangan yang disediakan. Letak kafe yang ga jauh dari pemakaman kober, menambah makin afdolnya nama-nama serem itu dipake.

Makanya buruan dateng deh, dan rasakan kedatangan "setan-setan" yang berkeliaran di kafe ini. Mumpung pocong-pocong dan sejenisnya masih seneng mangkal di tempat ini..